Sabtu, 13 Oktober 2012

SENJA MENANTI

Dari timur tuan berasal  menerangi
Mengikuti waktu menuntun arah pulang
Memandu gembala-gembala kecil tertunduk sayu
Mengitari luasnya sabana angan dan mimpi

Dari sinar itu tuanku berharap
Merangkai pelita-pelita muda terangi dunia
Menuntun jalan-jalan kekinian kian tenggelam

Tuanku cahayamu makin redup
Menerangi kami anak-anak kecil gembala mimpi
Berlari menarik asa ketanah jiwa yang lapang

Tiba  kami takut  tuanku
Bila tuanku kebarat menanti senja
Berpaling dari nyata menghadap tiada
Pergi tinggalkan kami dari jalan buta yang gelap merona

Tuanku kami beku meniti jalan ini sendiri
Dalam gelap jiwa mencari jati diri
Tanpamu kami hanya lentera-lentera mati
Masih butuhkan cahayamu untuk memantik jalan masa depan

Tuanku kami bergetar bila senjamu mengundang
Dalam pencarian kami akan janji-janjimu tanah harapan
Yang tak terkuak tuk menanti jawaban
Akan padamnya jiwa kami sedianya terisi

Tuanku hanya tersenyum balas menerangi
Senja adalah jalan menyambut mentari
Kala itu kita kan bertemu lagi
Menerangi dunia merasakan cahaya terkecapi
Meniti bersama embun merajut hangat rona sinarnya

Kini redupmu membuat kami tak meragu
Akan nyala jiwa kami pada bekas-bekas cahayamu
Untuk menerangi sisi gelap mimpi-mimpi

Terima kasih tuan
Kami kini sadari bila cahaya tak kan lenyap meresap sekejap
Dia muncul dan tenggelam dalam kala yang berlalu
Memperbaiki sinarnya untuk menyatu pada yang satu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAHKAN CACI MAKI DISINI