Selasa, 28 Februari 2012

aku sipecemburu

Don't be jealous
Api jingga menyala
Hatiku memanas mendidih
Dalam rembesan luapan kasih yang begitu deras mencair
Akan hadirnya dia
Dengan datangnya mereka
Begitu pula dirinya

Sanggup mata iri ini memandang
Berdegub rasa ego memiliki
Curiga itu membuka corong rasa
Tanpa menyisakan celah keikhlasan
Yang ada hanya bergumam
Menggerutu dalam hati
Terselimut kegelapan dalam angan dan harapan
Hanya untuk diri ini
Bukan untuk senyumnya yang aku damba
Untuk keakuan ini

Aaaahhhhhhh………..
Ingin rasanya melepas kasih yang menghidupi darah ini
Namun keakuan ku tak rela
Tak siap berdiri dengan pilihan
Tak yakin berpaling atas keindahan buaian
Hanya bisa merayu aku pada keinginan semu
Menawarkan harapan hanya untuk diri ini
Mengabaikan apapun
Hingga tak mungkin ku rangkul kebahagian sejati…#

ya  tuhan
sisi gelap terlalu bahagia memeluk rasaku
ego telah menetapkan aku akan pejuang pencemburu
menindak setiap langkah dengan iri dan keAkuan
hingga kejantanan Nurani ini dikebiri dan sembunyi

Senin, 27 Februari 2012

darah renta

Hai darah renta…
Menatap hasrat dalam ruang derita
Hatimu bernanah menahan luka
Badan bergetar memikul beban darah yg engkau cinta
Berani hidup dari tetesan mata

Namun mengapa dirimu tak berontak..
bertanya dan menghentak kepada Dia yang kau puja..
Kenapa…
Mengapa darah serenta ini tersenyum mengukur jalan
Masih tega mengayuh roda berkarat yg dimakan jaman
Meniti,  bergantung pada gerobak es tua yg renta

Terlalu tega
Jalan gelap terlalu sering mengajakmu berkencan
Menelusuri lorong-lorong terjal penuh kubangan
Hingga Kini darah keriput kian surut nan larut menatap jalan ini
Tak lagi mampu bergairah melawan waktu kian berlalu
Hanya bisa mendorong menabrak  gerobak tua yang setia dikikis derita
Mengayuh tengadah roda berkarat kian pasrah

Yakinkah kau lakukan
mengGenggam ototmu bergerak kian terbakar
Meninju berontak pada gelap penghalang
Berguling dalam lelah payah jua kau tendang
Terserret tenggelam menahan pedih yg surut pasang
Melempar senyum dari sakit yg kau tangkap

Benarkah ini
Tiap tetesan keringat mengucur terhambur membungkus harapan untuknya
Tersendat butiran nafas yang kian terputus-putus menggenggam angan untuk dia
Segalanya untuknya
Apapun untuknya
Darah muda
Kau aliri darah renta
Darah-darah mudamu yang selalu menantikan langkah kakimu
Berjalan dalam semak  menemukan cahaya pagi
Tersenyum pada dunia tuk hidupi darah ini
Tak mampu peduli
Darah ini mati tuk genggam kasih ini

Kamis, 23 Februari 2012

bungkusan ibu

5 tahun sudah akhir saat itu,,
terpisah dari jalan & lambaian tangan,,
membekali tangis senyuman dalam kepergian,,,,,,

5 tahun sudah masa berlalu,,
saat-saat aku tertidur dan terjaga dalam pangkuan,,
hidup penuh cerita dekapan bahagia dan derita,,
menjalani maya yang senyatanya ada,,,,,,

5 tahun telah terlewati,,
kutinggal seorang wanita tua kini menanti,,
berdiri didepan gubuk menyaksi diri ini pergi,,
berkelana mengembara mencari jati diri,,
pada ruas-ruas lorong gelap terasingkan,,,,,,

wanita itu,,
dialah yang berani menggurat jiwa menjadikan seorang aku,,
menggaris tangan memberi jalan hidup,,
sanggup berjuang menantang bertarung dijalan yang tak berujung,,
mencarikan harapn untuk esok yang misteri,,,,,,,

dialah...
wanita tua raga baja,,
dengan tulang rapuh bungkuskan masa depan menjulang,,
tetesan keringat meniti harapan indah untuk esok yang cerah,,
pada tangan-tangan andalan merauk luka bernanah,,
untuk darah-darah penuh senyuman bersimpah impian,,
dari dirimu untukku,,
darah-darah yang kau cinta,,,,,,

ibu ...
bayangmu mengusir mimpi buruk perihnya angan-angan,,
doamu menindas pilihan dalam kesesatan jalan,,
senyummu memancar untuk pagiku selalu bersinar,,
harapannmu membakar semangat menantang berjuang,,,,,

ibu...
kaulah cahaya,,
tanpamu matahari hanyalah nama,,
tiada dirimu aku adalah debu,,
terima kasih tak terhingga hanya mampu dikata,,

berjalan dalam bimbang


Pekik kepala berpalang tangan
Terkadang tengadah mengakar angan
Tergiring pada barisan harapan, kemampuan dan kenyataan untuk menjadi pilihan
Sampai pada saat-saat  jiwa dan pikiran tersesat dalam jebakan keraguan

Siang dan malam terlalu berat berganti
Menyusuri pencarian pada keraguan hati
Menghapus pada jejak memory menulis kembali pada ingatan
Dari seretan ketakutan mengkebiri
Menyayat sayat keberanian yang hampir mati

Kini jiwa bimbang menetaskan jati diri
Hati mengambang meretas tanpa emosi
Pikiran hanyut terombang ambing gelombang kalut pada arus yang surut

Aku tak mampu melangkah
Hanya tatapan kosong pilihan fatamorgana meliuk-liuk membiaskan logika
Dari asa menjadi nyata yang maya

Ingin ku berlari meninggalkan ruang seribu jalan
Namun jalan pulang menyeret pilihan
Pilihan bertopeng molek berhiaskan kesesatan

Ya tuhan
Dalam mengentas ruang seribu jalan
Aku tak ingin pilihan berujung penyesalan