Pekik kepala berpalang tangan
Terkadang tengadah mengakar angan
Tergiring pada barisan harapan, kemampuan dan kenyataan
untuk menjadi pilihan
Sampai pada saat-saat
jiwa dan pikiran tersesat dalam jebakan keraguan
Siang dan malam terlalu berat berganti
Menyusuri pencarian pada keraguan hati
Menghapus pada jejak memory menulis kembali pada ingatan
Dari seretan ketakutan mengkebiri
Menyayat sayat keberanian yang hampir mati
Kini jiwa bimbang menetaskan jati diri
Hati mengambang meretas tanpa emosi
Pikiran hanyut terombang ambing gelombang kalut pada arus
yang surut
Aku tak mampu melangkah
Hanya tatapan kosong pilihan fatamorgana meliuk-liuk
membiaskan logika
Dari asa menjadi nyata yang maya
Ingin ku berlari meninggalkan ruang seribu jalan
Namun jalan pulang menyeret pilihan
Pilihan bertopeng molek berhiaskan kesesatan
Ya tuhan
Dalam mengentas ruang seribu jalan
Aku tak ingin pilihan berujung penyesalan
ceehhhhhhhhhhh mantap
BalasHapus